Sabtu, 02 Agustus 2008

stroy of punk...!!!!!




Dari tahun ke tahun, musik punk terus mengalami perubahan bentuk. Yang ngak berubah adalah semangat pemberontakannya. Pantas nggak Greeen Day disejajarkan dengan Sex Pistols, atau The Ramones? Gimana sejarahnya punk…
Kalau melihat band-band punk sekarang, yang kebanyakan anggotanya masih muda, ga’ nyangka deh.. bahwa aliran musik yang satu ini umurnya sebaya dengan Billie Joe Armstrong. Malah kalau dirunut, cikal bakalnya sudah ada sejak orang tua kita masih imut-imut. Padahal citra punk kan serba muda.

Punk sebetulnya punya dasar sikap yang sama dengan musik rock ‘n’ roll waktu lahir tahun 1955 dulu musik yang menjadi milik pribadi generasi muda yang memberontak terhadap kemapanan, yang di jamin bakal dijauhin dan disebelin para orang tua. Waktu rock mulai kehilangan greget dan dianggap jadi monoton, mulailah ada kasak-kusuk untuk bikin jenis musik baru yang ekstrim sebagai reaksi melawan kejenuhan tadi. Dari keresahan itulah aliran punk lahir.

Tidak seperti heavymetal misalnya, punk lebih mengutamakan pelampiasan energi dan curhat daripada aspek teknis bermain musik. Pokoknya nggak usah jago-jago amat, pokoknya oke dan yang namanya unek-unek bisa keluar. Asal tahu aja, almarhum Sid Vicious dari Sex Pistols itu terkenal nggak bisa main. Tapi orang toh nggak memandang remeh dia. Malah dianggap cool.

Nah, kelonggaran inilah yang menjadi daya tarik utama bagi para pemusik aliran ini. Mereka kebanyakan mulai dengan menonton band punk lain, kemudian mikir ini sih gampang, gue juga bisa. Lantas mereka pun ngumpul bareng, bikin lagu sendiri, dan berdiri deh satu band baru. Lantas kalau ternyata ada banyak band sealiran terpusat di satu lokasi atau kota, timbulllah apa yang disebut scene. Isinya ya orang-orang yang punya minat dan pandangan yang serupa, yang hobi nonton konser grup-grup lokal dan mendukung mereka, entah jadi promotor, bikin majalah (lazimnya disebut fanzine), mendirikan sebuah perusahaan rekaman kecil-kecilan untuk merilis single atau album grup-grup tersebut tersebut, atau sekedar rajin ikutan nongkrong. Lazimnya mereka ini saling kenal satu sama lain, dan yang aktif ya orangnya itu-itu lagi. Malah nggak jarang beberapa profesi di atas itu dirangkap oleh satu orang. Tangannya lebih dari dua ‘kali !


Nah, sejak lahirnya, gerakan punk merupakan rangkaian scene demi scene yang bermunculan di berbagai penjuru yang masing-masing memiliki ciri khas tersendiri. Makanya, sejarah punk lebih enak diulas dengan membahas beberapa scene yang paling menonjol, satu demi satu.

Sampai tahun 1950-an, jarang ada artis atau grup yang memainkan alat musik sendiri. Mereka biasanya cuma mengurusi masalah vokal, sedangkan urusan penulisan lagu dan memainkan instrumen biasanya dipercayakan kepada para ahlinya. Grup-grup vokal di masa itu praktis menurut saja pada kemauan perusahaan rekaman mereka.

Lantas pada tahun 1964, terjadi serbuan besar-besaran grup asal Inggris ke Amerika. Biang keladinya siapa lagi kalo bukan The Beatles. Melihat trend baru ini, remaja Amrik pun sadar bahwa sebuah grup sanggup mengerjakan semuanya sendiri.

Maka di berbagai pelosok Amerika, anak-anak sekolah pun mulai membentuk band dan latihan di garasi rumah mereka sendiri. Karena mereka baru belajar, musiknya pun nggak bisa yang susah-susah amat. Mereka cenderung belajar dari grup-grup yang alirannya simple tapi nge-rock, macam Rolling Stones, The Who sampai Yardbirs, yang musiknya lebih menitik beratkan pada riff dan power, bukan struktur lagu yang njelimet.

Maka ketika mereka pada gilirannya mulai menulis lagu sendiri, musik mereka mempunyai ciri khas sederhana tapi kenceng atau berpower, biasanya dengan satu riff gitar yang di ulang-ulang. Tapi meski bentuknya masih primitif, musik yang mereka ciptakan mampu menggugah semangat pendengar. Sesuai dengan tempat kelahirannya, orang memberi julukan untuk warna musik ini: Garage Rock (Rock Garasi).

Grup-grup yang lahir contohnya The Standells, The Seeds, The Music Machine, The Leaves, dll. Dan dari sini lahirlah sound yang selanjutnya berkembang jadi Punk Rock.

Memasuki dekade 70-an, punk mulai menemukan bentuknya seperti yang kita kenal sekarang. Ciri pemberontakannya makin kentara, dan segala rupa aksi panggung yang ugal-ugalan pun mulai muncul. Dari generasi pelopor punk ini ada dua nama yang boleh disebut paling menonjol yaitu MC 5 dan Iggy and The Stooges.

Iggy adalah salah satu dari segelintir pentolan punk yang kiprahnya masih berlanjut sampai dasawarsa 90-an. Dan seiring dengan lahirnya generasi baru punk rock, namanya pun makin diakui sebagai salah satu tokoh paling berpengaruh dalam musik rock pada umumnya, punk khususnya.

Tahun 1975 lahirlah beberapa grup musik baru seperti Blondie yang ngepop, Talkin Heads yang Avant Garde, The Voidoids yang berkutat dengan gitar, dan The Dead Boys yang nyeleneh. Dan ada The Ramones.

Ramones punya citra seperti tokoh kartun. Empat anak jalanan asal Queens yang tampil gahar dengan dengan jaket kulit dan jeans belel, seperti geng. Gerombolan ini pancang mitos bahwa mereka satu keluarga. Pada tanggal 4 Juli 1976, Ramones mengadakan konser perdananya di Inggris. Entah itu tanggal keramat atau apa, konser mereka meninggalkan bekas yang dalam dalam diri kaum muda Inggris yang menyaksikannya. Konser itu disaksikan oleh para pentolan grup yang belakangan memotori kebangkitan punk di Inggris. Yaitu The Sex Pistols, The Damned, dan The Clash.

Sex Pistols dan The Clash memasukkan aspek baru dalam perkembangan punk, yaitu protes sosial dan politik. Kedua grup ini menjadi penyambung lidah kaum muda Inggris yang frustasi. Mulailah mereka menyuarakan protes terhadap segala ketidakadilan yang mereka lihat sehari-hari. Cuma saja pendekatan mereka berbeda, sesuai latar belakang kehidupan masing-masing.

Di tahun 1980-an, sementara era punk di Inggris datang dan pergi, dampaknya mulai terasa di berbagai penjuru dunia. Banyak negara yang menjawab tantangan Inggris dengan mencetak grup-grup punk yang belakangan juga menjadi legenda setempat. Irlandia, misalnya punya The Understones. Australia ada The Saints. Dan Selandia Baru muncul nama The Clean.

Di Amerika gelombang terbaru pemusik punk AS bukan berasal dari New York, melainkan California. Generasi ini mendapat pengaruh yang sama besar dari The Ramones dan Sex Pistols. Tapi agak lain dengan ke dua mentornya itu, mereka sangat serius menghayati prinsip-prinsip dasar punk. Bagi mereka punk bukan sekedar aliran musik, melainkan juga identitas, gaya hidup, bahkan juga gaya hidup bahkan prinsip.

Di selatan LA, tepatnya di Hermosa Beach, sebuah kelompok punk metal baru bernama Black Flag bela-belain nyewa gereja sebagai tempat latihan mereka. Tempat ini selanjutnya menjadi pusat kegiatan pecinta punk setempat. Grup-grup yang lahir disini lebih berhaluan keras daripada yang di Hollywood. Penampilan lebih brutal, dan liriknya lebih radikal. Disini lahirlah The Circle Jerk, Social Distortion, Suicidal Tendencies, dll.

Sementara di San Francisco aliran punk lebih berpolitik. Di sini lahir nama-nama macam The Avengers, The Dils, dan yang paling dominan The Dead Kennedys. DK melancarkan protes keras terhadap berbagai hal mulai dari kebijaksanaan pemerintah sampai fasisme. Musik mereka berada di perbatasan antara punk yang melodius dan hardcore murni.

New York juga melahirkan grup-grup yang belakangan memeperkaya musiknya dengan unsur lain, seperti Beasty Boys dan Sonic Youth. Dan ada juga The Misfits, yang mengungsi dari New Jersey.

Pada akhir tahun 1980-an benih kebangkitan generasi kedua mulai ditanam di LA. Dulu sekali, awal dasawarsa ini, di San Fernando pernah berdiri sebuah grup band bernama Bad Religion. Kenggulan BR antara lain karena personilnya rata-rata memang “ngotak” . Saking inteleknya , lagu mereka sering memakai kata-kata yang membuat orang Amerika aja harus buka kamus.

Bad Religion merupakan band yang memelopori berdirinya generasi baru grup-grup punk California. Sebut aja macam Dag Nasty, Pennywise, NOFX, dan belakangan tentu saja Rancid dan Offspring.

Album Offspring Smash pada tahun 1995 mencatat rekor sebagai album independen paling laris dalam sejarah. Sementara Rancid juga mencatat angka penjualan yang sangat tinggi.

Punk telah berhasil membuktikan kemandiriannya

Tidak ada komentar: